Pekanbaru || Muaramars.com || — Media daring Anugrahpost.com mendapat sorotan dan tudingan negatif usai menerbitkan laporan investigatif terkait dugaan pelangsiran dan penimbunan BBM jenis solar bersubsidi oleh salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). No. 14.2836109 Pangkalan kerinci Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Pemberitaan tersebut menyoroti indikasi penyalahgunaan BBM subsidi yang diduga dijual kembali kepada pihak industri dengan harga non-subsidi, Kok Bisa Yaaa,?? Ahad ( 04/05/2025).
Namun, alih-alih disikapi dengan hak jawab atau klarifikasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik, pemberitaan itu justru dianggap sebagai hoaks dan dinilai tendensius oleh sejumlah pihak. Serangan tersebut menimbulkan keprihatinan di kalangan insan pers, yang menilai bahwa tindakan tersebut berpotensi mengancam kebebasan pers dan melemahkan fungsi media sebagai kontrol sosial,
“Seyogianya, jika ada pihak yang merasa dirugikan, tempuh lah mekanisme hak jawab. Menyerang media tanpa klarifikasi bukanlah sikap yang bijak, bahkan mencederai prinsip dasar demokrasi,” ujar salah satu pegiat pers lokal sebut saja Syafri E Nst , wartawan senior
Lebih jauh, ia menekankan bahwa wartawan tidak hanya bekerja berdasarkan kode etik jurnalistik, tetapi juga harus menjunjung tinggi etika personal, termasuk kejujuran, tanggung jawab moral, dan rasa kesetiakawanan sesama insan pers.
“Menyerang pemberitaan media lain tanpa dasar yang jelas hanya akan memperburuk citra pers di mata publik. Ini bukan hanya soal satu media, tapi soal marwah kebebasan pers secara keseluruhan,” lanjutnya.
Kasus ini menunjukkan tantangan yang masih dihadapi media ketika menyuarakan kepentingan publik, terutama dalam isu-isu yang menyangkut dugaan korupsi, penyimpangan distribusi, atau pelanggaran hukum lainnya. Untuk itu, sejumlah pihak mendesak agar Dewan Pers segera mengambil peran dalam menengahi polemik ini, guna memastikan perlindungan terhadap kerja-kerja jurnalistik yang profesional dan berintegritas”, (Rls/Tim/MMC)**
Editor R- 01