SOE TIMOR TENGAH SELATAN || Muaramars.com || — Dugaan Pemotongan dana Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Nunleu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), semakin menguat setelah pengakuan terbuka dari pendamping PKH di wilayah tersebut.
Pendamping PKH, Ida Misa yang memberikan klarifikasinya di Wilayah Dusun 4, Desa Nunleu pada Senin, (31/03/2025), mengakui adanya kemungkinan kekeliruan dalam proses pendampingan, sehingga membuka ruang terjadinya pemotongan dana bantuan sosial yang semestinya diterima utuh oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
“Di antara siapa pun yang bilang (katakan, red) saya potong, Rp50.000 atau Rp100.000, saya minta terima kasih. Karena itu mungkin saya punya kelemahan, itu mungkin saya punya kekurangan, saya mau bikin keliru dan saya mungkin mau buang saya punya kerja,” ujar Pendamping Desa Nunleu dalam pertemuan klarifikasi dengan masyarakat dan awak media.
Pengakuan ini muncul setelah mencuatnya isu bahwa nilai bantuan yang diterima masyarakat bervariasi, mulai dari Rp400.000 hingga lebih dari Rp2 juta. Sejumlah warga menduga bahwa sebagian dana mereka dipotong oleh oknum pendamping, berpariasi.
Padahal dalam aturan pencairan dana PKh tidak boleh di potong oleh pendamping atau ketua kelompok PKH mestipun seribu rupiah, apa lagi pemotongan mencapai 50 Ribu hingga 100 ribu rupiah, Pemerintah berikan kartu ATM agar penyaluran setiap penerima KPM PKH tidak di pangkas oleh orang orang yang rakus makan bantuan PKM PKH, jika pemangkasan tersebut tetap ada dan di buat suatu bentuk paksaan dengan penetapan, ini harus di proses secara Hukum KUHPidana yang berlaku.
Pendamping PKH tersebut juga meminta agar setiap pencairan dana selanjutnya, termasuk pada bulan Juni mendatang, disaksikan langsung oleh wartawan atau perwakilan masyarakat di kantor PT Pos.mari sama sama kita pantau, bebernya
“Boleh kah saya minta kalau setiap kali pembayaran, wartawan atau perwakilan hadir saja di PT Pos. Karena saya sudah dimuat, saya sudah diviralkan,” katanya,
Ia juga menyampaikan rasa kecewa atas pemberitaan yang menyebut namanya (meskipun dalam pemberitaan sebelumnya tak pernah menyebut namanya, red), meski telah dilakukan klarifikasi. “Sebagai mama, sebagai tante, saya kecewa di hati kecil,” ungkapnya.
Pendamping juga mengaku bila pernah diberi ayam oleh warga sebagai bentuk terima kasih. “Kadang mereka kasih (beri, red) ayam, nah beta (saya, red) tidak mau (ingin, red) terima? (Harga, red) ayam lebih dari yang mereka bilang (katakan, red) uang yang saya ambil gampang-gampang,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya Sejumlah warga di Desa Nunleu, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), mengaku resah dengan adanya pemotongan bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) yang mereka terima. Pemotongan tersebut diduga dilakukan oleh pendamping PKH dengan alasan untuk membayar biaya transportasi petugas dan keperluan lainnya.
Menurut keterangan beberapa warga di TTS pada pekan lalu, menyampaikan bahwa pemotongan dilakukan setiap kali pencairan dana PKH, dengan nominal berkisar antara Rp50.000 hingga Rp100.000 per penerima manfaat,
“Setiap kali kami terima PKH, pasti ada pemotongan Rp50.000 bahkan Rp100.000. Kami tidak pernah diberi penjelasan resmi, hanya dibilang untuk biaya transportasi petugas dan keperluan lain yang tak jelas,” ujar sejumlah masyarakat, kesal. (Mars/Tim/Rls)**