Pekanbaru, || Muaramars.com || — Di tengah langit mendung yang menaungi Kota Pekanbaru, semangat membara dari para pemuda justru berkobar lebih terang dari sebelumnya. Ratusan aktivis dari Organisasi Pemuda Melayu Riau indonesia ( PMRI )dan Aliansi Pemuda Riau Bersatu turun menyuarakan tuntutan besar: Percepatan Pengesahan Perda Anti-LGBT di Provinsi Riau. Di garda terdepan perjuangan ini berdiri tegas Khoirull Bazzar Ketua Tim Misi Moralitas Pemuda Riau, rabu (08/04/2025).
“Selamatkan Generasi, Tegakkan Moralitas!” menjadi pekikan lantang yang menggema di setiap sudut wawancara. Ini bukan sekadar protes, melainkan seruan nurani dari anak-anak bangsa yang mengaku resah akan arah peradaban.
“Kami bukan anti-kemanusiaan, tapi kami pro-moralitas. Ini bukan soal benci, ini soal melindungi!” tegas Khoirull dalam wawancaranya yang penuh semangat. “Provinsi Riau butuh Perda ini sekarang, bukan nanti!” lanjutnya, menyuarakan keresahan yang menurut mereka sudah tak bisa ditahan.
Mereka memandang fenomena LGBT bukan hanya sebagai penyimpangan, tetapi sebagai ancaman terhadap budaya Melayu yang menjunjung tinggi adab, kesopanan, dan nilai-nilai religius dan ini merupakan penyakit yang menular dan berbahaya .Dalam pandangan mereka, diam adalah bentuk pembiaran, dan pembiaran adalah bentuk pengkhianatan terhadap jati diri bangsa dan nilai – nilai luhur budaya melayu
“Luka Moralitas Bangsa ini tidak bisa dibiarkan menganga. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” seru Khoirull dengan suara bergetar oleh semangat juang.
Gerakan ini mendapat dukungan moral dari berbagai kalangan: tokoh adat, ulama, organisasi kemasyarakatan, bahkan komunitas ibu rumah tangga yang khawatir akan masa depan anak-anak mereka. Semua bersatu di bawah satu bendera: Pekanbaru Bermarwah, Riau Bermoral.
Bagi para pemuda ini, perjuangan bukan selesai di satu perda. Ini adalah simbol kebangkitan moral generasi bangsa. Mereka mengajak daerah lain di Indonesia untuk tidak ragu bersikap dan bertindak tegas dalam menjaga akar budaya dan warisan nilai luhur bangsa.
“Jika pemerintah lambat, maka pemuda akan mempercepat!” ujar mereka kompak, menandai bahwa perjuangan belum akan padam sebelum cita-cita ditegakkan.
Pemuda Riau Bergerak. Ini bukan sekadar gerakan. Ini adalah perlawanan. Ini adalah sejarah yang ditulis dengan keberanian jangan sampai pemerintah takut dan gemeter untuk menegakkan sebuah kebenaran dengan hanya karena perihal jabatan dan kekuasaan . Menjadi pemimpin arti nya siap untuk memecahkan masalah dan memberi solusi untuk masyarakat provinsi riau dan bukan omon omon, (Mars)*
Editor : PS Ningsih
Penulis : Saidina Umar Ocu
Sumber : Ketua Tim Misi Moralitas Pemuda Riau
Katagori : Peduli” Percepatan Pengesahan Perda Anti-LGBT di Provinsi Riau