Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan terang-terangan menolak Undang Undang (UU) Antideforestasi atau European Union Deforestation Regulation (EUDR) sejak Mei 2023 lalu. Menurut Zulhas cara yang dilakukan Uni Eropa seperti penjajah.
Dengan aturan terbaru itu, produk sawit, daging, kopi, kayu, kakao, karet, kedelai, dan turunannya yang masuk ke Uni Eropa harus memenuhi sejumlah syarat melalui uji tuntas. Produk yang dihasilkan dari proses memicu deforestasi per 31 Desember 2020 tidak boleh dijual ke Uni Eropa. Dalih Uni Eropa, aturan baru itu diberlakukan untuk menekan laju deforestasi. Dan, mencegah berlanjutnya degradasi dan penyalahgunaan hutan.
“Oh itu saya kritik keras, kita menolak itu tidak adil. Itu seperti RUU penjajah ya kan karena yang dirugikan kita. Nah dia tidak ada yang dirugikan. Yang dirugikan kita itu sawit, kopi, lada, cengkeh, karet apalagi tuh Damar. Petani-petani kita semua,” tegas Zulhas di Economic Update 2023, Selasa (11/7/2023).
Zulhas mengaku sudah bertemu Ketua Komite Parlemen Eropa di Jakarta. Dia secara terang-terangan bilang bahwa kebijakan Uni Eropa sangat-sangat tidak adil. Uni Eropa menjegal produk-produk yang selama ini menjadi ‘jagoannya’ Indonesia di pasar Eropa.
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat. Kamis (13/9). Kebun Kelapa Sawit di Kawasan ini memiliki luas 1013 hektare dari Puluhan Blok perkebunan. Setiap harinya dari pagi hingga siang para pekerja panen tandan dari satu blok perkebunan. Siang hari Puluhan ton kelapa sawit ini diangkut dipabrik dikawasan Cimulang. Menurut data Kementeria Pertanian, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare. Minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton.
“Saya bilang Anda tahu kopi kita kalau kita ekspor ke Eropa itu 10 kapal tukar Boeing 1 aja. Iya kan nilainya. Bayangkan tuh. Kalau kita ekspor cokelat 1 kapal gak dapat 1 pesawat tempur belum tentu itu. nah sekarang merusak mana? merusak mesin tempur itu pesawat tempur atau kopi. Jadi gak adil yang dirugikan bukan kita saja negara lain juga menolak,” tuturnya.
Produk Uni Eropa dikatakan Zulhas tidak ada yang ditolak masuk Indonesia. Semua bebas dijual dan tidak ada pelarangan sama sekali. Sehingga kebijakan Uni Eropa benar-benar tidak adil.
“Dan catat saya bilang tidak ada produknya Uni Eropa yang kita larang, gak ada walaupun misalnya minuman keras alkohol di sini mayoritas muslim kita juga gak larang, aturan saja. Produk apalagi keju, susu, pesawat terbang, pesawat tempur semuanya kita tidak larang mereka. Yang tukarannya kopi, cengkeh, lada kan jauh nilainya. Jadi ini gak adil,” jelasnya.
Pemerintah tidak tinggal diam soal ini. Zulhas menyebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sudah mendatangi Uni Eropa berupaya untuk menegosiasikan kebijakan tersebut.
“Sudah, sudah (melawan). Pak Menko sudah datang, Pak Menko Malaysia sudah datang,” ujarnya.
Sumber Berita : cnbcindonesia.com